Militerisme dan Puisi lainnya
Pixabay.com |
CUEK
Cuek adalah ketika aku melayang ke sana kemari, menanggalkan tanda tanya satu persatu, merangkainya seperti menara. Di sana menjenguk wajah di cermin, kutemukan lagi segumpal sulang yang sempat ditiupkan cahaya. Tapi masih ada pertanyaan: Mengapa aku cuek?
Cuek adalah ketika aku raib dari waktumu yang berjalan begitu gesit, dan kau yang suka menggigilkan ruangan. Jam dinding kegerahan. Masih ada sisa pertanyaan: Apa gerangan butir-butir rindumu tak lepas dari air mataku yang mendidih, mengalir di atas cermin ini?
Militerisme
Negara tidak peka mendengarkan
suara-suara minor dari bawah meja wakilnya,
atau ia telanjur tuli.
Apakah kalian yakin intel siber, dan buzzer yang berserakan
di ruang abstrak itu adalah demokrasi?
Itu candu yang membuat warga negara bisu tuli,
entah sambil menabung murka.
Hari-hari hanya satu teriakan,
Mereka menyebutnya Pancasila
Pancasila.
Kampus
Post a Comment for "Militerisme dan Puisi lainnya"