Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aku Tengah Betanya dan Puisi lainnya

Melki Deni

Aku Tengah Betanya

Di taman itu: bayang-bayang masa lalu terdiam di atas kursi.

Mama susut kelabu, bulan pun datang dalam diam,

menyinari masa depan dari belakang

Bayang-bayangmu melengkung ke samping,

ke arah sunyi itu.

 

Aku tengah bertanya, untuk apa kita risau

dan menanti masa depan yang tidak pernah ada itu?

Berapa detik saja mendetak dalam lakon kita, dan sejenak kemudian susut

yang nyaris semuanya tidak tercatat pada sejarah,

tapi mengapa kita bahagia?

 

Kita dan kursi tidak pernah bertengkar tentang

siapa di antara kita yang menghadirkan masa lalu, mengunci masa sekarang

dan mengekalkan masa depan yang tidak pernah ada itu

 

Kita saksikan daun-daun berjatuhan melintas di atas atap rumah itu;

entah dari tangkai mana, entah jatuh di mana, entah tersangkut di mana,

seperti kita tanpa membenci kelahiran dan menolak jalan hidup

yang sarat ketidakpastian. Seperti kita terus tersenyum

dan bertanya untuk apa kita mencinta?

 

Aku tengah bertanya, seketika waktu membisukan malam,

Mengapa Cinta mengajak kita pergi, lepas dari masa lalu

melayang ke sana kemari, melintasi bumi tanpa membenci jarak?

Seperti ketika kita masih kecil berebut menduduki kursi yang tertata rapi di dalam rumah ibadah

Dan dengan penuh seluruh memeluk Tuhan tanpa menghitung waktu dari jarak!


Pada Suatu Hari


Pada suatu hari nanti,

Kalau aku sudah diselimuti akar; kebisuan batu-batu,

Aku bakal sudah menemukan makna Bahasa

Masihkah kau menunggu kalau-kalau aku yang tak takluk dari rindumu datang,

Menjemputmu pulang?

 

Pada suatu hari nanti,

Kalau aku disembunyikan di balik rak-rak buku itu; menjelma suara

Aku bakal berbisik pada dunia

Masihkah kau membaca obituari kalau-kalau aku yang tak lepas dari waktumu berbisik,

ingin kembali?

 

Pada suatu hari nanti,

Kalau aku tidak lagi ada di sana; kau pun ingin selesai

Kita bakal menemukan Abadi

Masihkah kita menghitung waktu kalau-kalau kita yang tak pasti dari ruang

saling merindu?


*Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero-Maumere-Flores-NTT. 

Post a Comment for "Aku Tengah Betanya dan Puisi lainnya"