 |
Dokumen Pribadi |
Misalkan Kau Adalah Skripsi
Misalkan rindu adalah skripsi,
yang menyibukkan, merongrong,
mengabadikan seluruh ruang, waktu, batas, dan jarak yang
tersisa
Katakanlah kau mau menjelma menjadi rindu,
dapat menyisakan keindahan dan berkat
Dan aku diam menunggu seluruh usia,
yang tak henti-hentinya mendoakan kehadiranmu penuh seluruh
Sementara menghentikan bayang-bayang yang mengembara nun
jauh di sana
aku menunggumu sambil melengkapi catatan-catatan pada kaki
skripsi ini sampai malam terbakar letih kepenatan,
Dan kau hadir dengan setangkai kembang lili putih dan
referensi-referensi rindu,
Kaucoba mempermainkan waktu,
dengan menulis sajak kecil pada halaman pengesahan
menyumbat ketidakpastian
Tapi seperti kau dan referensi-referensi rindumu, skripsi
ingin menggapai permukaan bukan?
Yang mengayuh perahu kertas skripsi sampai ujian,
Dan suatu hari nanti menjemputmu sampai ke negeri jauh,
Dekat langit biru,
Meskipun langit biru tak pernah mau tahu
Mengapa, dan untuk apa
Bagaimana kita bisa di sana?
Ledalero, 29 September 2021
Misalkan Suatu Negara Seperti?
Di balik negara (pemerintahan) yang kuat, ada warga negara yang teralienasi—miskin, penyakitan, dibisukan, cacat, dan buta huruf— mengukuhkan perjalanan kekuasaan.
Seumur hidup mereka bukan saja menjadi tulang punggung negara, melainkan juga sebagai alas, tempat kaki negara (kekuasaan) berdiri kukuh! Hal ini semacam tradisi beku membentuk sejarah peradaban suatu negara.
Misalkan suatu negara tidak berdiri dan berjalan di atas punggung warga negara yang teralienasi?
Misalkan suatu negara tidak ada penindasan, eksploitasi, peminggiran, pengusiran, pembisuan, pencaplokan, pelenyapan, perdagangan jual-beli manusia, dan penghilangan?
Misalkan suatu negara tanpa masyarakat warga yang miskin?
Misalkan suatu negara tidak memiliki sejarah penindasan dan kejahatan masa lampau yang menimbulkan penderitaan yang tak tersembuhkan?
Misalkan suatu negara sanggup menyelenggarakan dan/atau mempropagandakan etika mengingat, dan etika penyembuhan/pemulihan dari penderitaan yang tak terobati?
Misalkan suatu negara mengakui hak-hak minoritas, kaum perempuan, anak-anak, dan masyarakat yang dijadikan sebagai alat peningkatan produksi?
Misalkan suatu negara sudah kaya raya, pemerintah demokratis stabil terjaga, bebas dari cengkeraman KKN, bebas dari isu Identitas, bebas dari radikalisme agama, bebas dari pengebalan ideologi intoleransi, bebas dari pembiasan kelas sosial, bebas dari manipulasi, ya bebas dari segala kejahatan kemanusiaan, bebas dari kejahatan perdagangan jual-beli manusia, penindasan, penipuan dan kepentingan diri/ kelompok!
Misalkan suatu negara seperti yang tertulis dalam teori-teori; dalam novel-novel—imajinasi, angan-angan, cita-cita, harapan, mimpi dan khayalan?
Misalkan di suatu negara tidak ada lagi kejahatan, ancaman monster pemodal super kaya, yang bekerja sama dan birokrat-oligark—dan pemimpin agama?
Misalkan di suatu negara tidak ada agama, cukup kearifan kebudayaan lokal yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan, kesadaran akan keutuhan alam semesta, dan nilai-nilai kemanusiaan universal?
Misalkan suatu negara mengadopsi sistem politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan kemasyarakatan ala surga milik kaum agamawan/i?
Misalkan kita menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila!
Misalkan Suatu Negara Seperti itu?
*Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
Post a Comment for "Misalkan Kau Adalah Skripsi dan Puisi lainnya"