Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pantai dan Pencuri dari Masa Depan

Tepi Pantai Krokowolon


PANTAI


Pantai,

Adakah kau mengerti seorang duduk memandang tarian gelombang, dan dengar deru ombak di sana

Yang menjemputnya sampai ke dasar yang jauh,

Menanti seseorang sampai matahari tenggelam dan langit menghitam

 

Adakah kau dengar suara

Antara waktu yang sepi dan ruang yang penuh hampa

Ketika itu angin berhenti dan sepi nyaris berlalu

Membawamu sampai ke dasar lautan

 

Pantai,

Adakah kau sempat baca kalimat yang ditulisnya di pasir merah itu,

Dan membacakannya kepada dunia

Ketika ia pulang dari kepergiannya

Menggapai dirinya dengan sedikit masa lalu yang tak berfungsi lagi

Ledalero, 27 September 2021



PENCURI DARI MASA DEPAN

Gadis itu yang nyaris tak pernah tua,
tak pernah letih mencari seseorang selama beribu-ribu tahun.
Malam-malam panjang, ia bergumam, 
Seakan-akan ada yang bercakap dengannya.
Pencuri yang ditakdirkan untuk menyempurnakan aku dari masa depan,
sedang entah di mana. 
Seharusnya dia cepat datang menjemputku,
agar aku tidak berdosa lagi.
Aku tak mau mati dan lahir kembali.

Aku mau jadi orang sempurna; mencari dan menunggu,  
Sampai waktu tersangkut, lalu aku membunuhnya sampai tak ada bekas yang memberikan isyarat kepada bumi—waktu masih hidup.  
berkali-kali aku berusaha membunuh waktu, 
seperti membantai bayang-bayang.

Aku mencuri isyaratnya.
Sebab dia yang datang dari masa depan tidak mungkin menyalahkan isyarat. 

Aku takut dia melintas, tanpa aku berucap barang sepata kata dan menangkap baunya. 
tanpa dia membaca isyarat-isyarat kecil yang melekat pada diriku, 
Sejak dibuang dari surga;  dibiarkan mencari, mencuri dan menunggu. 
Namun dia yang dari masa depan telah mencuri masa depanku, dan aku takut tidur.
mengarungi samudra—mencari, mencuri dan menunggu. 
Sebab itu, Tuhan tak pernah memperkenankan aku mati. 

*Melki Deni, mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.  

Post a Comment for "Pantai dan Pencuri dari Masa Depan"