Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Malam Minggu ini dan Puisi lainnya

Melki Deni

Malam Minggu ini

Malam minggu ini bukan malam para jomlo, 
kamu tidak perlu menghitung ketidakpastian. Sebab itu, tidurlah
dalam jomlomu malam ini! Siapa tahu ada yang diam-diam merindukanmu,
melepaskan jomlonya, dan masuk ke dalam tidurmu. 

Terkesiap kau bertanya,
“siapakah yang meminta kau datang dalam rinduku?” Malam membagikan
Dingin. Diam-diam ia bertanya mengapa kau belum tidur? Menafsirkan 
derap langkah hidupmu, menduga-duga sebab-sebab kejomloanmu. 

Tiba-tiba kau masuk dalam rindunya. Ia pun terlelap dalam tidurmu.  Lalu berkencan 
di suatu tempat. Di mana tempat itu tak pernah ada di sana. Sekonyong-konyong bantal
menjelma menjadi kolam, kau menjenguk wajahmu, dan menimbang-nimbang sebab-sebab kau ada di sana. 

Di tepi kolam, dengan menyesal kau duduk dan menangis, sambil menunggu seluruh usia. 




RUMAH

Bila aku duduk seperti ini 
Suka kubayangkan kita duduk di dalam sebuah rumah di dekat pantai 
Menjelang sore, kau menyeduhkan kopi, koran dan masa depan 
Setelah sepuluh jam kita sibuk mengurus rumah, agama dan negara
Mengawetkan rumah, memulihkan agama, dan menghitung angka korupsi negara yang telanjur menggurita
di tempat kerja, yang tidak semua orang bisa menerobos masuk ke dalamnya. 

Bila aku duduk seperti ini, 
Suka kubayangkan kita duduk di beranda rumah sore hari di dekat pantai 
Membacakan surat cinta Tuhan, kita saling menatap, dan menulis surat balasan
Setelah rumah, tangga rumah dan tetangga kita berantakan dan salah urus selama berhari-hari
Mengekalkan hari esok yang tetap ada, kemarin dan hari ini
di beranda itu, rumah adalah surat cinta Tuhan, yang sedang dibaca dan dibalas 

Bila aku duduk seperti ini, 
Suka kubayangkan kita berdiri di depan rumah malam hari di dekat pantai 
Menyaksikan kapal-kapal membentuk pigura, mewarnai lanskap malam
Bayang-bayang kita memanjang ke depan taman mini 
Setelah bayang-bayang itu melengkung 
Seperti tanda tanya di dalam rumah,
yang raib ketika jawaban menyembul ke muka
Seketika kau bertanya: "Tapi rumah adalah surat cinta Tuhan, bukan? "

*Puisi Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores NTT. 

Post a Comment for "Malam Minggu ini dan Puisi lainnya"