Rutan dan Puisi lainnya
Pixabay.com |
Rutan
Negara hiruk pikuk
merumahkan koruptor yang rakus
melahap miliaran uang negara,
dan warga negara yang henti-hentinya diperdagangkan di pasar industri.
Bank
Ketika dilanda kelaparan yang maha-dahsyat,
wajah pucat kesi, lutut mendadak menciut,
akhirnya buru-buru kita ke bank, ingin menjual diri,
menikmati diinvestasikan.
Meminjam uang,
pada mereka yang juga dipekerjakan oleh uang
tanpa kasih sayang.
Namun kita tidak lama senang,
Kita tidak disayang uang,
Itulah sebabnya uang begitu raib dan menghilang
Yang tinggal hanya kelaparan yang menjadi-jadi.
*Melki Deni, mahasiswa STFK Ledalero Maumere-Flores-NTT.
Post a Comment for "Rutan dan Puisi lainnya"