Percakapan Terakhir dan Puisi lainnya
![]() |
Melki Deni |
Percakapan Terakhir
Di sudut taman itu,
diam-diam kita menghapus usia dari buku
pada percakapan terakhir,
kemudian kita membuyarkan masa lalu
ke dalam kenangan yang retak itu.
“Kenangan bagaimanapun tidak bisa dibeli
dan kenangan yang dikenang kembali tidak pernah lengkap, bukan?”
Percakapan terakhir menghilang.
Dan kita pelan-pelan berjalan keluar.
Tapi ke mana?
Kita bakal mengekalkan esok yang mungkin tidak pernah ada.
Seketika itu, kita belum menghitung kata dalam tanda waktu
Seperti kenangan makin rapuh
yang melekat dalam waktu
mengitari percakapan kita.
-Puisi ini pernah terbit di Vox NTT.com
JALAN
*Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero-Maumere-Flores-NTT
Post a Comment for "Percakapan Terakhir dan Puisi lainnya"