Perahu Kertas dan Puisi lainnya
Perahu Kertas*
Ada yang sedang memata-matai perahu kertasmu,
membelai perahumu dari belakang,
mempercepat badai duka,
dan membuatmu bertanya, "seberapa kuatkah kertas ini
mengarungi samudera hidup yang fana ini?"
"Tapi
Yang abadi adalah duka, bukan?" tanyamu kepada masa lalumu!
Dan kita fana!
Ada yang diam-diam menunggumu di tepian,
mendengarkan kisah kecil dan ganjil yang tidak pernah selesai,
menerka-nerka arah petualanganmu, sampai menggapai dermaga sehabis terbakar peluh keletihan
dan menafsirkan sebab-sebab kefanaan kita!
Di depan pintu rumah ada yang tak banyak bicara,
bertanya sebab-sebab keabadian duka yang begitu menyayangimu,
menulis riwayat cinta manusia sepanjang sejarah,
dan bersumpah melawan duka yang abadi!
"Tapi
Yang abadi adalah duka, bukan?"
tanyamu ke masa depan! Dan kita fana!
Tak henti-hentinya duka
mencengkeram waktu kita dalam diam.
Dan kita fana, bukan?
"Tapi,
Yang abadi adalah duka, bukan?"
tanyamu kepada orang yang tak banyak bicara di depan pintu rumah itu.
Dan Kita fana dalam ketidakpastian!
Ledalero, 07 November 2020
Sekolahlah, Anakku
Sekolahlah, sayang, sekolahlah!
Cucikan tempayan kepalamu dari sampah-sampah yang menyengat dan menyiksa,
Sehabis menciptakan dan menelikung lanskap dan impresi jiwa menjadi racun
Keluarkan batu-batu yang keras dari matamu yang letih,
Sehabis menyaksikan amukan masa lalu yang remuk dalam redam.
Cucikan tempayan kepalamu dari mata yang nyaris tidak kenyang,
Sehabis membentuk pagar dan menyekap langit
Bersihkan mulutmu dari racun
Sehabis mencemari laut dan tempayan kepala mereka
Tak henti-hentinya perpustakaan menanti,
Dan mendoakan keselamatanmu
Di sana waktu melengkap
Dan kau memulihkan kembali peristiwa menjadi bunyi
Tanamkan pantatmu, berurat berakar,
Pasanglah kepalamu
Dengarkan perpustakaan bercerita, membagi cinta.
Masuklah ke dalam kata guru, ke dalam kalimat perpustakaan dan ke dalam paragraf hidup yang tidak singkat.
Supaya sayang selamat dari segala cobaan.
Sampaikan salamku: aku sangat merindukan perpustakaan. Sampai sekarang aku tak sempat mengunjungi dia. Aku sudah tua, sedang menunggu usia.
Ledalero, 19 November 2020
*Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
Post a Comment for "Perahu Kertas dan Puisi lainnya"