Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pada Suatu Malam dan Puisi lainnya

Lopo STFK Ledalero

Pada Suatu Malam 


Pada suatu malam di tepi jalan, ketika angin basah

jatuh di depan, cahaya-cahaya kecil terpantul. Tapi kita

tidak ada di sana. Bayang-bayang mengejar langkah dari belakang, tapi

tak pernah selesai. Seketika itu juga bayang-bayang yang melengkung mendahului derap langkah, dan suara binatang malam menyusur cakrawala

kita ketinggalan masa depan. Kita kehilangan bayang-bayang cinta yang berbunyi,

ketika kita tak sempat menghentikan malam.

Di antara lampu-lampu, bintang-bintang, dan remang-remang cahaya nasib dari masa depan,

kita menghitung ketidakpastian malam. Lalu keringat kecil-kecil bertumbuh di kepala

tiap kali kita terhenti mempermainkan waktu. Seperti matahari, cinta suci tidak pernah jatuh begitu saja pada malam hari.

 

Pada suatu malam di tepi jalan, ketika embun

memercik-mercik kecil-kecil, sambil menghitung sisa seluruh usia,

kita memungut kembali mimpi-mimpi yang sempat jatuh di pinggir jalan,

yang jatuh di tanah berbatu-batu, dan yang terperangkap di semak berduri.

Sejak saat itu kita tak habis-habisnya menerka-nerka,

menafsirkan hal-hal yang sempat ditangkap dan disingkap.



Pada Malam Seperti ini

Pada malam seperti ini,
Tak henti-hentinya kubayangkan ibu yang tak habis-habisnya
merapal doa di sudut kamar, dan jauh dari mimpi anaknya
melintasi lembar bumi tanpa letih, tanpa keluh. 

Pada malam seperti ini, 
Suka kunyalakan lampu dalam kepala, agar tampak nyata 
wajah ibu yang nyaris tidak tua, tempat aku bebas 
ke sana kemari tanpa doa, tanpa balas budi. 

Pada malam seperti ini, 
Tak henti-hentinya kubayangkan ibu yang jauh di sana,
gugur sebelum musim berganti, dan anaknya tak habis-habisnya 
mendoakan keselamatannya tanpa jeda, tanpa arah. 

Pada malam seperti ini, 
Tak habis-habisnya ku mengingat-ingat ibu yang lepas dari anaknya, 
bebas dari doa, namun ia tak henti-hentinya 
meneteskan cinta, dan keselamatan tanpa tuntut, tanpa selesai. 
Maumere, 22 Agust 2020

* Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores NTT.

Post a Comment for "Pada Suatu Malam dan Puisi lainnya"