Pada Suatu Malam dan Puisi lainnya
Lopo STFK Ledalero |
Pada Suatu Malam
Pada suatu malam di tepi jalan, ketika angin basah
jatuh di depan, cahaya-cahaya kecil terpantul. Tapi kita
tidak ada di sana. Bayang-bayang mengejar langkah dari belakang, tapi
tak pernah selesai. Seketika itu juga bayang-bayang yang melengkung mendahului derap langkah, dan suara binatang malam menyusur cakrawala
kita ketinggalan masa depan. Kita kehilangan bayang-bayang cinta yang berbunyi,
ketika kita tak sempat menghentikan malam.
Di antara lampu-lampu, bintang-bintang, dan remang-remang cahaya nasib dari masa depan,
kita menghitung ketidakpastian malam. Lalu keringat kecil-kecil bertumbuh di kepala
tiap kali kita terhenti mempermainkan waktu. Seperti matahari, cinta suci tidak pernah jatuh begitu saja pada malam hari.
Pada suatu malam di tepi jalan, ketika embun
memercik-mercik kecil-kecil, sambil menghitung sisa seluruh usia,
kita memungut kembali mimpi-mimpi yang sempat jatuh di pinggir jalan,
yang jatuh di tanah berbatu-batu, dan yang terperangkap di semak berduri.
Sejak saat itu kita tak habis-habisnya menerka-nerka,
menafsirkan hal-hal yang sempat ditangkap dan disingkap.
* Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores NTT.
Post a Comment for "Pada Suatu Malam dan Puisi lainnya"