Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanah (Karya Melki Deni)


Melki Deni


Tiada yang lebih mengenaskan dari peristiwa bulan ini;

Tanah yang dirampas dari tubuh rakyat jelata, hutan yang diplontos habis-habisan, sungai yang tercemar limbah industri, dan keberadaan rakyat jelata yang diteror tiap saat.

Tanah yang dimafiakan itu melupakan pemiliknya yang hari-hari mengencangkan kulitnya dengan akar-akar pohon, sampai-sampai tidak sedikit jadi korban di atasnya. Tapi tanah tidak mendengarkan ratapan darah yang ditumpahkan di atasnya, yang menyegarkan dahaga, dan mengawetkan pohon-pohon itu.

Tanah adalah lambang kehidupan. Itu sebabnya orang-orang bertarung dan berperang merebutnya, meski tanah tak pernah bertanya untuk apa?

07/01/22

Melki Deni, mahasiswa STFK Ledalero Maumere-Flores-NTT.


Post a Comment for "Tanah (Karya Melki Deni)"