Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hoaks (Karya Melki Deni)

Pixabay.com

Tiada manusia yang tak merindukan kebenaran, bahkan ketika kebenaran hanya ada di balik moncong buzzer, kaum fanatik, dan politikus sontoloyo di media sosial itu.

Tiada buzzer, kaum fanatik, dan politikus sontoloyo yang tak menyebarkan hoaks, bahkan ketika hoaks meracuni, dan membunuh siapa saja yang hidup di media sosial itu.

Ada yang lebih kejam dari hoaks yang dilakonkan buzzer, kaum fanatik, dan politikus sontoloyo di media sosial itu: para perempuan yang diperkosai kata-kata, gambar, dan video, mahasiswa/mahasiswi yang diracuni ideologi-ideologi yang sensasional, dan anak-anak kecil yang siap diserang intoleransi.

Kita pun tersadar, hoaks tidak pernah kalah dalam pertarungan akal sehat, juga ketika kesangsian terlambat. Hoaks begulir begitu gesit, sampai kita luluh lantak dalam kesengitannya.

Melki Deni, mahasiswa STFK Ledalero Maumere-Flores-NTT.

Post a Comment for "Hoaks (Karya Melki Deni)"