Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Antologi Puisi Lia Wandira

 Lia Wandira
 
TERIMA KASIH WAKTU

Aku bersyukur kepada waktu 
yang telah mempertemukan 
aku dan kamu
Kepada Allah yang telah menciptakan kamu
Kepada ibu yang telah mengandung 
dan melahirkan kamu.


Dengan ini aku berjanji
Dengan sajak yang dirangkai oleh hati
Akan menjagamu 
Dengan cinta dan doa


Aku bersyukur  
Aku berterima kasih 
Kepada bumi yang kusinggahi kini 
Hingga waktu dapat mempertemukan 
Aku dan kamu
yang diciptakan oleh Allah
serta dikandung dan dilahirkan 
oleh ibu.


DEBU

Aku adalah debu tanah dan anugerah
Sedikit pun tidak ada yang mau menyentuh 
bahkan membawa pulang diriku.

Semuanya menganggap bersih diri sendiri
sehingga tidak ada satupun dari makhluk itu 
mau menyentuh bahkan membawa pulang diriku.

Aku adalah debu tanah dan anugerah 
tepat di bawah bukan di atas di mana dirimu 
menengadah ke atas dengan penuh keangkuhan, 
hanya sebatang padi berisi 
yang setia menatap diriku dari lahir hingga pergi sang Surya.

Aku hanyalah debu tanah dan anugerah,
dengan serpihan perih dan anugerah indah.


RAHIMKU

Aku adalah ibumu 
Aku tak mengandungmu dari rahimku
Namun aku mengandungmu
dari hati dan denyut jantung

Aku adalah ibumu 
Aku tak membesarmu dengan uang dan pendidikan
Namun aku membesarmu dengan cinta dan kasihku

Aku adalah ibumu
Ibu dari rasa dan kasih yang ada di dalam dirimu

Aku adalah ibumu 
meskipun tak melahirkan dan mengandungmu

Aku adalah ibumu 
ibu saat kau berduka dan lara 

Aku 
adalah ibumu.

*Lia Wandira, berasal dari Dusun Lauk Rugun, Desa Rantau Prapat, Kecamatan Ambalo Hulu, Kalimantan Barat.

Post a Comment for "Antologi Puisi Lia Wandira"