Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kentut Pacarku dan Puisi lainnya

Tepi Pantai Nangabanda

KENTUT PACARKU

Teman saya sering kentut di kampus tiap kali kuliah berlangsung. Tiap kali mau kentut, ia celingukan dulu, sebentar cengar-cengir sendiri, sebentar atur strategi yang rapi. Sebentar dosen berbicara di depan,—uuukkk—kentutnya mulai dari nada dasar C. Ia tutup hidung, sebentar celingukan bareng cengar-cengir; dia pertama kali menuduh teman-teman di samping. Tapi celananya rutin menangkap bunyi kentutnya. Di indekos, ia bolak-balik ke toilet. 

Tiap kali adik saya kentut di rumah, kaki/tangan selalu mengiringi kentutnya itu dalam sekejap. Terakhir kali adikku kentut, lantas ia babak belur. Lalu masuk rumah sakit; tulang patah, memar, dan gegar otak. Kentut membuat adik saya kentutfobia. Memohon ampun hanya mendulang sesal. 

Di mana saja pacar saya kentut, selalu wangi. Semua parfum mahal kalah bersaing. Tiap kali ia kentut entah dimulai dari nada dasar apa saja; saya minta tambah tiga kali. Kentutnya mengundang selera; mengandung cinta. Apalagi ketika kentut sambil senyum simpul, serasa sedang memainkan sebuah peran sentral dalam drama Korea; bikin baper—maniak.

Kentut pacar saya hangat, rasa coklat dan nikmat takkan tamat. 


Han Seo Hee, Pelakor Tak Mau Mengkhianati

di panggung pentas, ketika Han Seo Hee terasing sebagai pelakor, 
setelah ia benar-benar melupakan dirinya sendiri, kesepian macam apa yang telah dia khianati dari kekasih Ji Sun Woo yang tersayang?

Adakah guna sebuah drama bila tidak ada peristiwa yang menggelitik; menyulut emosi pemirsa.

Sutradara, Mo Wan II meringkas potongan peristiwa dan memulihkan kembali 
seri Doctor Foster menjadi “The World of the Married”; fragmen hidup di panggung sandiwara?

Tiap kali pentas mereka harus membenamkan identitas. Para pemeran berjalan di bawah teks. Han Seo Hee ibah dengan Ji Sun Woo, yang telah mempersembahkan seluruh diri kepada Park Hae Joon. Tapi bagi Han Seo Hee, “bersuami” bisa sebelum menikah, tetapi bagi dunia pemirsa, menikah ada sebelum “bersuami”. Teks mulai berbicara, dan mereka harus tahu lupa, 


Park Hae Joon bermimpi menjadi sutradara film terkenal di seluruh, jatuh dalam pelukan Han Seo Hee; melubangkan hati istri dan anaknya tercinta. Dan Han Seo Hee adalah jawaban dari pertanyaan yang takkan pernah dijawab oleh Ji Sun Woo dalam hidup. Ia membiarkan hati kekasihnya menabung setiap pengkhianatan yang dilakoninya. Han Seo Hee paham, dan kita tak paham; cinta buta layak diperjuangkan meskipun tidak pada saatnya. Kesepian hanyalah membunuh kemajuan sejarah. Teks drama menggosip tentang kita. 

Han Seo Hee, pelakor yang tidak mau membutakan cinta buta. Dua orang bersatu bermaksud menyingkirkan yang lain; hanyalah perikop klasik.

Barangkali Han Seo Hee sedang berumah di dalam kita?
Barangkali Han Seo Hee adalah kita?
Barangkali Han Seo Hee  tidak akan menjadi kita?

Barangkali kita akan berjalan ke arah Han Seo Hee?
Han Seo Hee, pelakor antikhianat; antikhianat cinta butanya.

* Puisi Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT. 

Post a Comment for "Kentut Pacarku dan Puisi lainnya"