Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keluarga Saya-ng dan Puisi lainnya

Vhello

PAPA, SAYA CEMBURU

Papa, liburan kali ini saya masih tidak bisa berlibur di rumah. 
Saya memohon maaf atas kebohongan saya selama ini bahwa saya segera libur. 
Sekolah membuat saya sibuk dan mengabaikan semuanya. Itulah mengapa sejak awal saya benci sekolah.

Saya cemburu 
pada sakit yang suka memeluk papa,
lebih dekat dari cita-cita.

pada air mata yang rutin menghibur kesepian papa,
lebih dekat dari butiran keringat.

pada kasur yang rajin memikul papa,
lebih dekat dari lengan.

pada langit-langit yang mendengarkan jeritan papa,
lebih dekat dari telinga.

Saya harap sakit tidak mengkhianati papa.

Saya tetap berlibur di rumah 
dan menyayangi papa melewati penuh seluruh.

Saya percaya papa menunggu di sana, 
kemudian mengungkapkan semua hal; 
isyarat-isyarat kecil dan ganjil  selama ini.

Kesepian yang menyayangi papa pada malam hari, 
tak sempat kita rayakan di ujung jendela.

Ketika saya tenggelam dalam bahagia, 
papa menderita dalam rindu.

Suatu saat nanti kalau sekolah ini selesai, yang papa lihat ialah foto wisuda saya yang terpahat pada dinding, meskipun tanpa papa dan mama mengapiti saya seperti teman-teman yang lain. Kemudian papa tersenyum, bukan? dan itulah bunyi dalam gaib.
Simfoni dalam nada yang sempat dicatat pada buku Tuhan. Bergema dalam Kata.  

dalam air mata yang mengalir deras ke tepian 
perahu kertas ini menembus batas, menuai Kata dalam diam.

bunyi langkahmu melukiskan perjuangan yang tidak pernah selesai
gurat puisi ini isyarat sarat yang lengkap 
mata yang pandai memindahkan aliran sungai kecil ke dukamu
Semangatmu tetap berdiri kukuh di sana

Papa, beristirahatlah dalam rindu. 
bacakan doa yang sempat dihafal itu,
dan tulislah hal-hal kecil yang sempat menghampiri 
jarak,
batas
garis,
kata,
dan kita. 



KELUARGA SAYA-NG

Ya papaku dan mamaku
aku merindukanmu dengan seluruh
melintasi lembar langit biru
melewati laut hitam
Sebab papaku dan mamaku-lah sumber segala saya-ng dan rindu

Sebab saya-ng dan rindu ini penuh kepadamu,
Aku pun melihat semua orang di sekitar seperti papaku dan mamaku melihat aku; 
seperti aku sendiri melihat hati dan saya-ng yang menyelimuti tubuh ini.
Papaku dan mamaku, sulutkanlah api saya-ng dan rindu ini.

*Puisi Melki Deni, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT. 

Post a Comment for "Keluarga Saya-ng dan Puisi lainnya"