Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Buku Harian dan Puisi lainnya

Emer Mpaing

Buku Harian

Seolah-olah kau paham: mengapa waktu tidak bisa berlari mundur? 
Supaya orang tidak tidur terlalu lama,
Supaya orang tidak segan mengunjungi bumi, 
Supaya orang mati tak ada yang kembali, 
Supaya bayi-bayi bisa merobohkan batas antara surga dan dunia; mempercepat waktu. Sederet jawabanmu. 

Sebercak tinta pena di sudut kanan bawah halaman buku, 
Jendela kamar berderak, dan kata-kata itu mengisyaratkan kisahmu. 

Kau ingin bercerita lagi pada halaman selanjutnya dengan menyekati tamu asing; lembaran terlipat. 

Ceroboh membuatmu sepi. 



KOTA-KOTA MEMBISU


Embun berhenti  berderai; 
seperti sebuah bunyi napas berhenti tujuh kali tiap dini hari. 
Pada baris pertama, sejak awalnya kata dalam diam; bumi masih somnambulis—mumet. Perahu kertas ini berlayar menuju cela pikiran yang tiap kali merawang. 

Barangkali ada sebuah ritus pemulihan menuju lubang kepala mereka, tempat logistikon dan epithuma pada perut ke bawah bersepakat seperti Covid-19 dan maut; di mana batas tak jelas lagi. Siapa yang menciptakan maut dan Covid-19? Dari mana mereka berasal? Dari teknologi? Dari luar bumi? 

Barangkali ada “makhluk dan virus” di luar ciptaan pada awal kata. Sedangkan kalian tidak tahu siapa kami dan tidak mengenal nama kami. Kami memang tidak untuk dikenal dan tidak untuk siapa-siapa kami dilemparkan dari luar bumi. Kota-kota membisu; anak-anak jalanan berhenti berkeliaran. Barangkali kita menjadi asing setelah keruntuhan ini; berbeda dan asing.

Aku asing? Kita asing?

Barangkali ada sejumlah lembaran baru yang bersedia merekam perjalanan kita pada abad ke-21 ini. Mungkin ada ritus pemulihan setelah yang tolol, dongkol, gagap teknologi dan yang asing menjadi korban persembahan bagi dewa teknologi yang mahamulia, yang tiada kenal batas waktu melahap makhluk yang sontoloyo; kita.
Mereka berbunyi? 
Hologram bersembunyi,
Kita sepi;
Sirene, penjemput kita berbunyi tiap kali sepi.


*Puisi Melki Deni, Mahasiswa STFK, Ledalero, Maumere, Flores, NTT. 

Post a Comment for "Buku Harian dan Puisi lainnya"