Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mendung (Karya Melki Deni)

 

Melki Deni

Mendung adalah cara awan tidak membiarkan matahari menyaksikan ketelanjangan, kekejaman, kemiskinan, kelaparan, kemelaratan, persaingan pasar bebas tanpa kendali, dan ketimpangan di bumi ini. Seketika itu manusia mendadak menjelma mendung; segan merenung, kerja tak mau.

Guntur adalah cara halilintar memberi peringatan dan mengapokkan para koruptor, predator seksual, oligark, dan pedagang manusia di dunia. Seketika itu mereka sempat huru-hara, tapi tidak luluh lantak, karena uang berhasil membeli keselamatannya. Seketika itu mendung menjelma banjir bandang, rakyat jelata diluluhlantakkanya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Sehabis mendung, guntur, dan banjir, terbitlah fajar pengharapan: menghindar dari fana, kelaparan, dan malang. Fajar adalah lambang pengharapan. Itu sebabnya rakyat jelata mengharapkannya, meski dibakar teriknya hingga keriput.

Melki Deni, mahasiswa STFK Ledalero Maumere-Flores-NTT.

Post a Comment for "Mendung (Karya Melki Deni)"